Berbahasa, Bercerita, Berekspresi
Kemampuan anak dalam berbahasa sangat penting untuk mendukung kemampuannya dalam berbagai hal. Bahasa merupakan bekal bagi anak untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain. Kemampuan anak dalam berpikir pun dapat terukur jika diungkapkan dalam bentuk bahasa. Sebelum anak dapat mempelajari pengetahuan-pengetahuan lain, ia perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami serta mengungkapkan ide pikirannya dengan baik.
Berbahasa dipelajari sejak bayi melalui tangisan, senyum, serta gerakan tubuh. Semakin bertumbuh anak, maka keterampilan berbahasa pun semakin berkembang menjadi bahasa lisan, tulisan, isyarat, dan ekspresi wajah. Dalam perkembangannya, kemampuan berbahasa anak diawali dengan pemahaman, perbendaharaan kata, mampu menyusun kata menjadi kalimat, dan mengucapkannya. Ada kalanya, anak-anak mengalami hambatan atau kesulitan dalam berbahasa karena berbagai hal yang melatarinya. Pada usia 4-6 tahun, anak sebaiknya sudah dapat mengekspresikan diri dengan kalimat yang lebih luas, bertanya serta menjawab pertanyaan, mengikuti instruksi kompleks, dan berpartisipasi aktif dalam percakapan. Namun kerap perbendaharaan kosa kata yang minim serta kemampuan berbahasa reseptif yang belum baik menghambat kemampuan berbahasa lainnya.
Mengajak anak membaca buku adalah kegiatan termudah untuk mengembangkan kemampuan berbahasa. Meskipun anak belum dapat membaca secara teknis, buku cerita bergambar dapat merangsang anak berbahasa. Orangtua dan guru dapat membacakan cerita dan mengenalkan lalu mendeskripsikan arti berbagai kosa kata baru yang terdapat dalam cerita. Untuk kata-kata abstrak, kosa kata baru perlu disimulasikan agar anak benar-benar memahami artinya. Setelah menyimak cerita yang dibacakan, anak dapat menceritakan kembali isi cerita serta melakukan sesi tanya – jawab terkait dengan isi cerita. Jika anak masih kesulitan menceritakan kembali isi cerita, pemahamannya dapat diketahui dari jawaban yang diberikan ketika orangtua bertanya mengenai hal yang berkaitan dengan isi cerita. Selain membaca buku, kegiatan menyanyi juga menjadi salah satu kegiatan berbahasa yang menyenangkan bagi anak-anak.
Bagi anak yang masih kesulitan menyusun kalimat, kegiatan arisan kata dapat dilakukan sebagai salah satu bentuk permainan. Orangtua atau guru dapat menyediakan gulungan kertas berukuran kecil bertuliskan kata-kata. Tiap kali anak mendapatkan satu kata, ia harus mencoba menyusun kalimat sederhana dari kata tersebut. Jika kesulitan, orangtua dan guru dapat membantu dengan membuat contoh. Sebagai tantangan, anak dapat diajak membuat kalimat lebih kompleks dan melakukan permainan menyambung kalimat satu dengan kalimat selanjutnya hingga membentuk alur. Selain itu, tentu saja anak perlu melakukan komunikasi dua arah secara intensif dan menjalin kontak mata.
Jika anak telah memiliki kosa kata yang kaya dan kemampuan menyusun kalimat yang baik, maka selanjutnya ia perlu melatih kemampuannya dalam bercerita dan mengekspresikan diri dalam kalimat yang lebih panjang. Kegiatan bercerita karya secara rutin di kelas atau bercerita buku secara bergantian di rumah serta menceritakan berbagai kegiatan yang dilakukan dapat membantu mengembangkan keterampilan berbahasa pada anak.
Stimulasi berbahasa yang dilakukan sejak dini akan memudahkan anak untuk dapat mengungkapkan perasaan dan keinginan dirinya serta meredam emosi. Diawali dengan berbahasa, bercerita, kemudian berekspesi. Kecerdasan berbahasa yang baik akan memudahkan anak untuk menemukan jati dirinya.
Bahan bacaan :
http://fazan.web.id/perkembangan-bahasa-pada-anak-usia-dini.html
http://rike-rikeriwayanti.blogspot.co.id/2010/12/perkembangan-bahasa-untuk-anak-usia.html
http://www.al-maghribicendekia.com/2013/06/6-stimulasi-memperkaya-bahasa-anak.html

One Comment
yulita
seneng bacanya.. mau arisan kata aaah…