
Kebun Belakang
Kegiatan outdoor masih sangat penting untuk Raynar yang belum berusia 4 tahun. Tapi semakin hari, area lapangan atau tempat luas yang dekat dengan alam semakin sulit ditemui di perkotaan. Kalau pun ada, jaraknya yang agak jauh dari rumah dan perlu meluangkan waktu seharian untuk bisa datang ke sana.
Sudah sejak beberapa bulan lalu, aku tahu tentang @kebunbelakang dari adikku yang sempat menghadiri acara Pasar Sehat di sana. Tempatnya bisa dijangkau hanya sekitar 10 menit saja dari rumah naik ojeg online. Sabtu lalu, aku mencoba datang ke @kebunbelakang untuk survey tempat kegiatan bersama anak-anak sekolah, sekaligus mengajak Raynar main. Sejak Jumat, aku sudah menyampaikan rencana berkunjung ke @kebunbelakang ini pada Raynar agar ia bersiap. Dan ternyata, rencana berkunjung yang dijadwalkan pukul 10.00, membuat Raynar cukup antusias dan ia sudah siap sejak pukul 09.00 dengan topi dan sepatunya. Raynar juga sempat bergumam, “Kenapa Bubu lama sekali…”

Sesampainya di @kebunbelakang, Raynar tidak lantas langsung menjelajah. Dia diam mengamati sekitar dan diam saat mbak Ivana pengelola kebun menyapanya. Dia masih malu berada di tempat baru dan bertemu orang baru. Tapi saat diajak untuk berkeliling kebun, Raynar mulai menunjukkan semangatnya.
Ulat bulu di bunga Rosella Bunga Matahari Raynar yang mulai penasaram
Di awal perjalanan, Raynar melihat ulat bulu berwarna kuning cerah dengan bulu-bulu panjang berwarna putih yang ada di batang bunga Rosella, melihat bunga Matahari, serta melihat pohon pisang dari jarak sangat dekat. Lalu kami berjalan menuju saung melewati genangan air yang banyak keong mas, melihat padi, kupu-kupu yang menghisap bunga, dan juga kandang ayam.
Banyak sekali hal sederhana yang membuat Raynar takjub. Yang biasanya hanya ia ketahui dari buku cerita yang kubacakan, sekarang beberapa ada yang dilihatnya secara langsung. Raynar juga melihat pengelola kebun tengah merapikan green house untuk ditanami sayuran. Ia memperhatikan caranya memotong rumput hingga cukup lama terdiam. Raynar melihat bahwa ada dua cara memotong rumput, dengan menggunakan arit dan juga mesin pemotong rumput.
Mengamati cara memotong rumput manual Mengamati cara memotong rumput dengan menggunakan mesin
Setelah mengamati cara memotong rumput, Raynar mengambil potongan batang pohon yang patah. Ia menjadikannya sebagai arit dan menggunakannya sebagai alat pemotong rumput. Raynar bermain pura-pura memotong rumput.
Pura-pura sedang potong rumput Penjaga kebun istirahat dulu
Setelah beberapa hal dilakukan di @kebunbelakang, Raynar masih belum puas. Ia berlari-lari di area kebun yang agak luas sementara aku istirahat sejenak sambil minum Rosella Water Kefir. Minuman ini dibuat dari fermentasi Rosella, rasanya sedikit asam dan seperti ada sensasi meminum sodanya. Tapi minuman ini aman juga diminum oleh anak-anak.
Water Kefir dengan latar Raynar yang masih saja lari-lari.
@kebunbelakang sebuah tempat sederhana yang memang benar-benar kebun belakang sebuah rumah mungil memang menarik untukku, dan juga untuk Raynar tentunya. Di kala sulitnya mencari tempat terbuka yang dekat dengan alam di sekitaran rumah, tempat ini seperti penyelamat Raynar dengan kebutuhan gerak dan eksplorasinya. Pengalaman serta pengetahuan tentang tumbuhan dan beberapa hewan bisa didapat di sini. Stimulasi motorik dan sensori bisa sekaligus dilakukan. Jalan setapak yang sempit, rumput-rumput di atas tanah berundak membuat anak perlu memperhatikan langkah saat berjalan. Belum lagi jika hari sebelumnya hujan, tanah akan sedikit becek berlumpur dan menambah keseruan.
Ternyata, @kebunbelakang juga kerap menerima kunjungan anak-anak sekolah atau komunitas. Setahun sekali di sini pun rutin diadakan pasar sehat. Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di sini selain berkeliling kebun. Misalnya memberi makan ternak, praktek membuat teh Rosella, dan membuat seedball. Saat pulang, peserta juga akan dibawakan oleh-oleh bibit yang bisa ditanam di rumah masing-masing.
Jika ingin berkunjung, bisa datang ke jl. Pesantren 85 Cimahi. Selamat bereksplorasi ya…
