Activities,  DIY & Craft

Menulis Surat Cinta

[et_pb_section admin_label="section"][et_pb_row admin_label="row"][et_pb_column type="4_4"][et_pb_text admin_label="Text" background_layout="light" text_orientation="left" use_border_color="off" border_color="#ffffff" border_style="solid"]

Di usia 5-6 tahun, anak-anak sudah sewajarnya memiliki kemampuan dasar belajar untuk dapat membaca dan menulis. Bukan berarti pasti sudah bisa membaca dan menulis secara teknis, namun persiapan menuju baca-tulis teknis harus sudah dimilikinya. Seperti persepsinya terhadap bentuk-bentuk, konsep posisi kanan dan kiri, kesiapan motorik (motorik kasar dan motorik halus), serta tentu saja minat dan motivasinya untuk dapat membaca menulis sendiri.

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][et_pb_row admin_label=”Row”][et_pb_column type=”4_4″][et_pb_text admin_label=”Text” background_layout=”light” text_orientation=”left” use_border_color=”off” border_color=”#ffffff” border_style=”solid”]

Minat serta motivasi anak-anak untuk mulai membaca dan menulis tentunya perlu dibangun dengan cara yang menarik dan tentunya menyenangkan. Bukan hanya meminta anak menuliskan kembali huruf dan suku kata berulang-ulang tanpa makna, tetapi membuatnya menjadi kegiatan menarik untuk dilakukan berulang-ulang.

Di pintu kelas, aku membuat kotak surat menggunakan bahan kardus bekas. Kotak surat tersebut berfungsi untuk mengirimkan surat-surat yang dibuat oleh anak-anak untuk guru atau teman-teman sekelasnya. Mereka boleh kapan pun menyimpan surat yang ditulis (atau digambarnya). Surat-surat tersebut akan rutin dibacakan bersama-sama jika kotak surat sudah penuh.

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][et_pb_row admin_label=”Row”][et_pb_column type=”1_3″][et_pb_image admin_label=”Image” src=”http://hotarukika.com/wp-content/uploads/2018/05/WhatsApp-Image-2018-05-13-at-06.43.47-1.jpeg” show_in_lightbox=”off” url_new_window=”off” use_overlay=”off” animation=”left” sticky=”off” align=”left” force_fullwidth=”off” always_center_on_mobile=”on” use_border_color=”off” border_color=”#ffffff” border_style=”solid” /][/et_pb_column][et_pb_column type=”2_3″][et_pb_text admin_label=”Text” background_layout=”light” text_orientation=”left” use_border_color=”off” border_color=”#ffffff” border_style=”solid”]

Awalnya, aku mengajak anak-anak untuk membuat surat secara rutin untuk teman-temannya di kelas. Namun kemudian muncul komentar dari anak-anak, “Kenapa bu guru ga pernah nulis surat buat anak-anak?” JLEB yaaaa… Dan akhirnya aku menulis surat bergiliran untuk semua anak untuk mereka baca dan bawa pulang. Aku pun semakin banyak menerima surat balasan dari anak-anak. Aku menyebutnya ‘surat cinta’ meski awalnya masih ada yang berbentuk surat kaleng karena tanpa dituliskan nama pengirim.

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][et_pb_row admin_label=”Row”][et_pb_column type=”4_4″][et_pb_image admin_label=”Image” src=”http://hotarukika.com/wp-content/uploads/2018/05/WhatsApp-Image-2018-05-13-at-06.42.05-1.jpeg” show_in_lightbox=”off” url_new_window=”off” use_overlay=”off” animation=”left” sticky=”off” align=”left” force_fullwidth=”off” always_center_on_mobile=”on” use_border_color=”off” border_color=”#ffffff” border_style=”solid” /][et_pb_image admin_label=”Image” src=”http://hotarukika.com/wp-content/uploads/2018/05/WhatsApp-Image-2018-05-13-at-06.42.05.jpeg” show_in_lightbox=”off” url_new_window=”off” use_overlay=”off” animation=”left” sticky=”off” align=”left” force_fullwidth=”off” always_center_on_mobile=”on” use_border_color=”off” border_color=”#ffffff” border_style=”solid” /][et_pb_image admin_label=”Image” src=”http://hotarukika.com/wp-content/uploads/2018/05/WhatsApp-Image-2018-05-13-at-06.43.47-2.jpeg” show_in_lightbox=”off” url_new_window=”off” use_overlay=”off” animation=”left” sticky=”off” align=”left” force_fullwidth=”off” always_center_on_mobile=”on” use_border_color=”off” border_color=”#ffffff” border_style=”solid” /][et_pb_text admin_label=”Text” background_layout=”light” text_orientation=”left” use_border_color=”off” border_color=”#ffffff” border_style=”solid”]

Dengan adanya kotak surat di pintu kelas, minat dan motivasi anak-anak semakin berkembang. Meski belum semua anak termotivasi, namun semakin hari semakin penuh isi kotak surat. Mereka selalu menunggu saat-saat guru mengumumkan surat yang datang dan ditujukan untuk siapa.

Cara ini bisa dipakai sebagai metode menarik untuk memotivasi anak-anak (yang sudah memiliki kesiapan prabaca dan pramenulis) agar mencoba membaca serta menulis surat. Selain di sekolah, di rumah pun tentu saja dapat melakukan kegiatan yang sama. Selamat mencoba ya. Menulis surat, bisa menjadi keasyikan sendiri dibandingkan dengan mengetik pesan atau email.

[/et_pb_text][/et_pb_column][/et_pb_row][/et_pb_section]

Leave a Reply to Samsul Hidayat Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *