
Nyanyian dan Imajinasi Mary Poppins
Sudah nonton film Mary Poppins Returns?
Film Mary Poppins adalah film musikal yang dibuat pertama kali di tahun 1964. Film itu diangkat dari cerita seri buku karya P.L. Travers dan ilustrator Mary Shepard. Mary Poppins adalah seorang pengasuh (sekaligus penyihir) yang bekerja di keluarga Banks. Mary Poppins mengasuh Michael dan Jane, anak keluarga Banks. Namun kemudian Mary Poppins pergi menghilang saat ‘pintu sudah terbuka’. Di film Mary Poppins Returns, Mary Poppins kembali dengan cara yang tak biasa. Ia mendarat dengan cara memegang layang-layang yang diterbangkan oleh cucu keluarga Banks, yang tak lain adalah anak-anak dari Michael Banks yang telah dewasa. Mary Poppins langsung mengenali Annabel, John, dan Georgie. Ia kembali ke keluarga Banks saat keluarga itu tengah mengalami masalah sepeninggal istri Michael. Mary Poppins kembali untuk merawat anak-anak Banks dengan nyanyian serta segala trik sihir yang mengajak anak-anak tersebut berimajinasi dan melihat segala sesuatu dari sisi berbeda dari biasanya. Ia kembali dengan membawa kebahagiaan baru. Meski awalnya Michael dan Jane melupakan keajaiban-keajaiban yang dibawa oleh Mary Poppins saat mereka masih kecil, di akhir cerita mereka kembali percaya bahwa imajinasi itu nyata. Hal itu disadari Michael ketika ia datang ke festival musim semi dan membeli sebuah balon. Nenek penjual balon itu berkata pada Michael, “Pilihlah balon yang tepat untukmu.” Saat Michael berkata bahwa ia telah lama tidak memegang dan bermain balon, nenek itu kembali berkata, “Berarti kau lupa rasanya menjadi anak-anak.”
Aku baru saja menontonnya dan banyak merenung. Merenung sebagai guru dan orangtua. Setelah menjadi dewasa, ternyata banyak hal yang kita akan lupakan. Termasuk lupa rasanya menjadi anak-anak dan berimajinasi. Lupa bahwa anak-anak banyak memiliki imajinasi yang mustahil bisa masuk dalam pikiran orang dewasa. Tapi sebenarnya, apakah ada salahnya berimajinasi?
Saat Mary Poppins kembali datang ke keluarga Banks, ia datang dengan nyanyian dan banyak imajinasi. Mary Poppins membuat anak-anak senang dengan kegiatan mandi dengan membawa beragam mainan dan mengajak anak-anak menyelam, berenang, serta menemukan kapal karam dalam bak mandi. Ia mengajak anak-anak belajar matematika tentang keseimbangan dan perbandingan saat pergi menumpang sepeda Jack mengantar tas ayah yang tertinggal di rumah. Mary Poppins pun memberi anak-anak kesempatan dan kepercayaan untuk memimpin jalan meski pada akhirnya mereka tersesat. Ia pun mengembalikan senyuman anak-anak yang hilang dengan nyanyian dan kalimat positif yang membangun semangat. Saat anak-anak keluarga Banks rindu pada ibu mereka yang telah tiada, Mary Poppins berhasil meyakinkan mereka bahwa ibu mereka tak pernah hilang, hanya berpindah tempat saja, dan menetap dalam senyuman Georgie.
Semua yang Mary Poppins lakukan sebagai pengasuh di rumah keluarga Banks juga dilakukan oleh guru di sekolah dan orangtua di rumah. Aku pun kembali berpikir, sejauh mana aku sebagai orang dewasa mampu menyelami anak-anak yang kudampingi dan memahami mereka. Orang dewasa jangan pernah lupa bagaimana rasanya dan caranya menjadi anak-anak agar selalu ‘waras’ dalam mendampingi perkembangan hebatnya.
Seperti kata quotes yang diambil dari film ini,
“Childhood slips like sand through a sieve and all too soon they’ve up and grown, and then they’ve flown.”
“In every job that must be done there is an element of fun.”
Masa kanak-kanak hanya sekejab, maka nikmatilah peran sebagai orangtua (dan guru tentu saja). Temukan hal menarik, yang tentu saja mencoba menjadi anak-anak (kembali).
Jadi, pelajaran apa yang kamu ambil dari film Mary Poppins Returns?

